serem banget kalo denger tentang penyakit kanker serviks…saya yang selama ini cuma sering denger namanya aja dan lalu ga peduli
beberapa bulan yang lalu saya ga sengaja browsing internet tentang kanker serviks…baca-baca infonya aja saya sudah merinding…wow, amazing menurut data dari WHO, kanker serviks merupakan penyakit pembunuh no. 2 di dunia setelah kanker payudara. Indonesia bahkan merupakan negara tertinggi di dunia dengan jumlah penderita kanker serviks di indonesia mencapai 15.000 orang../tahun yang terjangkit virus human paviloma (virus yang menyebabkan kanker serviks).
APA SIH KANKER SERVIKS ?
Saya juga selama ini ga tau apa yang di maksud dengan kanker serviks…terus terang kesadaran saya akan kesehatan masih jauh banget dari kata SADAR..saya paling males ke dokter, boro-boro buat general check up…kalo sakit ga parah-parah amat (panas, batuk pilek dan diare biasa) saya anti ke dokter..kalo ga suami saya maksa harus ke dokter saya pasti masih ndableg ngumpet di bawah selimut 😀
tapi dengan banyak ngebaca tentang kesehatan, apalagi segala macam kanker yang makin menjadi bagian dari kehidupan ini…saya jadi takut sendiri…bukan apa-apa, kalau soal kematian saya sudah pasrah dengan Yang diAtas…karna semua yang bernafas itu pasti mati…tapi paling tidak saya berdoa untuk ga menyusahkan keluarga saya di akhir usia :(…makanya saya sedikit demi sedikit mulai memperhatikan kesehatan.
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh..kanker ini Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut..karnanya perlu melakukan pap smear 6 bulan sekali.
Kanker serviks bisa terjadi jika infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. Jika kekebalan tubuh berkurang, infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan kanker serviks.
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
sejak sengelahirin sebenernya saya sdh niat buat papsmear, tp kok (lagi-lagi) males bgt untuk pergi ke dokter :(..tapi lagi-lagi saya males…
Papsmear adalah metode pemeriksaan standar yang mendeteksi kanker leher rahim. Namun, papsmear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Adapula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka) yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim yang dinamakan tekhnologi Hybrid Capture II system (HCII)
kalo bukan karena baca status FB temen saya yang memberitakan bahwa ibundanya meninggal dunia karena kanker serviks..saya pasti lagi2 ga peduli :P…tapi kok habis baca saya merasa khawatir…hari itu juga saya berangkat ke dokter buat papsmear..hasilnya yang baru bisa di baca 3 hari lagi, ngebuat saya deg-degan :)…tapi alhamdulillah hasilnya negatif dan tidak di temukan sel ganas…ALHAMDULILLAH !!
KANKER SERVIKS
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.
GEJALA KANKER SERVIKS
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya. Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan terapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
PENCEGAHAN KANKER SERVIKS
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.
ada sih pertanyaan diotak saya Apakah Vaksin boleh diberikan pada wanita yang sudah kena infeksi HPV?saya mulai browsing lagi cari-cari inf…walaaaa…dapet nih 🙂
Meskipun studi yang ada menunjukkan bahwa vaksin HPV aman bagi wanita yang sudah terkena infeksi HPV, tetapi wanita-wanita ini tidak akan mendapat manfaat yang penuh dari vaksin ini. Vaksin ini tidak dapat mengobati infeksinya, tetapi dapat melindungi wanita terhadap 4 jenis virus yang belum tentu diderita semuanya secara sekaligus. Jadi, jika sebelumnya seorang wanita terkena infeksi oleh sebagian jenis virus yang ada dalam vaksin, maka dia akan diproteksi terhadap sebagian jenis virus yang belum pernah dideritanya.
Sayangnya sampai sekarang belum ada tes yang dapat mengetahui jenis virus yang pernah diderita oleh seorang wanita sebelumnya. Tes yang sekarang ada hanya dapat menentukan apakah seseorang sedang menderita infeksi HPV dan jenis HPV mana yang menyebabkan infeksi sekarang ini.
Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
saya sih bukan duta kanker serviks apalagi duta vaksin HPV..tapi menurut saya ga ada salahnya kalau kita punya uang kenapa enggak diinvestasikan untuk kesehatan kita…soalnya vaksinnya rada-rada mahal *untuk ukuran kantong saya*..kesehatan itu bener-bener harta yang berharga untuk kita..mulailah hidup sehat ya 🙂
Recent Comments